Seberapa Luas Kitab Suci Weda??
Seberapa Luas Kitab Suci Weda??
Cemohan yang paling banyak kita dengar sebagai penganut Hindu diluar tuduhan filosofis adalah bahwasanya umat Hindu sangat jarang memiliki kitab sucinya sendiri, Veda. Sangat berbeda dengan saudara-saudara kita di sebelah yang dapat selalu menenteng kitab suci kemanapun mereka pergi. Selalu dapat membuka kitab suci dalam setiap diskusi, ceramah dan ibadah mereka. Hal yang tidak bisa dilakukan oleh umat Hindu, bahkan mungkin tidak akan pernah.
.
Kenapa tidak bisa demikian? Karena Veda sangatlah luas. Jika satu kitab suci hanya terdiri dari ribuan ayat, sehingga dapat dituliskan dalam sebuah buku, maka tidak demikian dengan Veda yang terdiri dari jutaan sloka. Untuk membayangkan betapa luasnya Veda, mungkin kita dapat menyaksikan cuplikan video diatas, ini hanya bagian luarnya saja (Contoh seperti tertulis 1 Kitab Mahabharata, namun di dalamnya terdiri dari 18 bagian atau Asta Dasa Parva, terdiri dari 110.000 sloka).
.
Melihat Veda yang sangat luas seperti itu? Apa yang harus dilakukan sebagai umat Hindu? Apakah hanya dapat bangga dengan kitab sucinya yang sangat-sangat komplit tanpa pernah membacanya, bahkan tanpa pernah melihat secuil bagiannya pun?
.
Untuk mempelajari seluruh kitab suci Veda tentunya bukanlah perkara mudah. Umur manusia pada zaman Kali-yuga ini sangat terbatas, rata-rata hanya di bawah 80 tahun. Dan itupun belum dipotong oleh tuntutan kesibukan material yang notabena harus dilakukan lebih dari 16 jam per hari. Lalu, berapa jam dalam hidup kita yang dapat kita manfaatkan secara efektif dalam mempelajari Veda? Yakinkah dapat membaca dan mengerti seluruh Veda dengan waktu yang singkat, ingatan yang terbatas dan berbagai macam ketidaksempurnaan itu?
.
Secara harfiah Veda berarti pengetahuan. Veda berasal dari dan disabdakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sendiri sebelum alam material tercipta. Sebagaimana disampaikan dalam Brhad-Aranyaka Upanisad 2.4.10, “Rg, Yajur, Sama, Atharva Veda, Itihasa, dan Purana, semuanya keluar dari nafas kebenaran mutlak, Tuhan Yang Maha Esa.”
.
Karena itu, Veda bersifat mutlak (absolut), benar dengan sendirinya (self-authoritative), apauruseya (bukan buatan manusia) dan berhakekat mengatasi hal-hal duniawi (transendental).
Sumber : ig @filsafat_hindu
Komentar
Posting Komentar